30 Dulang Kemenag Pangkalpinang Ikut Meriahkan Nganggung Peringatan Isra’ Mi’raj

PANGKALPINANG,BABELFAKYA — Sebanyak 30 buah dulang dari Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang ikut memeriahkan perhelatan Nganggung dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW, yang digelar Kanwil Kemenag Babel di Gedung Serba Guna Asrama Haji Bangka Belitung, Kamis (1/2/2024) malam.

Dulang-dulang yang berisikan makanan lezat dan istimewa, ditutup dengan tudung saji yang terbuat dari daun mengkuang berhias ornamen cantik berwarna dominan merah cerah tersebut, berbaur dengan 273 dulang lainnya, siap memanjakan lidah semua tamu undangan yang hadir dalam Peringatan Hari Besar Islam tersebut.

Nganggung merupakan sebuah tradisi dimana orang akan membawa berbagai makanan menggunakan dulang dan ditutupi dengan tudung saji dalam suatu acara ataupun peringatan. Setelah semua dulang disusun rapi di tempat acara, para jemaah pun duduk bersila di depan dulangnya masing-masing, baru kemudian setelah diawali dengan doa dan bacaan shalawat nabi, dulang pun dibuka secara serentak, lalu para jemaah pun dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang tersedia di dalam dulang tersebut.

Tradisi ini adalah salah satu budaya ciri khas masyarakat melayu, khususnya di Kepulauan Bangka Belitung yang dilakukan secara turun-temurun untuk menyambut dan memperingati hari-hari besar agama Islam, seperti Idul Fitri, Idul Adha, Maulid, Isra Mi’raj Nabi Muhammad, Tahun Baru Islam, dan lain sebagainya. Di dalam tradisi nganggung ini juga terdapat berbagai nilai positif yang dapat dijadikan falsafah dalam kehidupan, oleh karena itu, tradisi ini sangat perlu untuk dilestarikan.

Terkait hal ini, Kasubbag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang, Eyde Tusewijaya, S.E., M.M., mengungkapkan, selain turut berpartisipasi dalam memeriahkan kegiatan yang digelar oleh Kanwil Kemenag Babel, keikutsertaan pihaknya dalam acara kali ini pun merupakan upaya pelestarian terhadap “Nganggung”, sebagai salah satu bentuk kearifan budaya lokal.

“Tradisi nganggung ini merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang patut untuk tetap terus dijaga dan dilestarikan, karena di dalam tradisi ini tercermin semangat kebersamaan, keikhlasan, saling menghargai dan saling berbagi dalam kebaikan. Disamping itu juga, tradisi ini akan membuat suatu acara/peringatan dapat menjadi lebih semarak,” paparnya.

Beliau pun berharap agar tradisi nganggung ini dapat terus dijaga dan dilestarikan agar tidak hilang tergerus perkembangan kemajuan zaman yang semakin modern ini. (GV04)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *