Oleh : Dato’ Akhmad Elvian, DPMP
Sejarawan dan Budayawan Bangka Belitung
Penerima Anugerah Kebudayaan
PANGKALPINANG,BABELFAKTA — Perkembangan Pangkalpinang semakin pesat ketika ibukota keresidenan Bangka dipindahkan dari Kota Mentok ke Kota Pangkalpinang pada Tanggal 3 September 1913. Pemindahan ibukota keresidenan disebabkan karena letak Pangkalpinang yang lebih strategis berada di tengah pesisir Timur pulau Bangka, sehingga memudahkan rentang kendali pemerintahan dan keamanan bagi 10 distrik pemerintahan dan pertambangan Timah di pulau Bangka. Pemindahan ibukota keresidenan sekaligus memisahkan antara administrasi pertambangan (tinmijn) dan administrasi pemerintahan (bestuur). Pangkalpinang menjadi pusat administrasi pemerintahan (bestuur) dan Mentok menjadi pusat administrasi penambangan Timah (tinmijn) dengan berdirinya BTW (Bankatinwinning). Serah terima jabatan Residen Bangka dilaksanakan di Kota Mentok antara residen yang lama R.J. Boer kepada residen yang baru A.J.N Engelenberg. R.J. Boer adalah residen Bangka yang menggantikan Residen Coonen yang telah diangkat menjadi Gubernur di Celebes (pulau Sulawesi).
Sebagai residen yang berkedudukan di kota yang awalnya hanyalah ibukota distrik, Residen A.J.N. Engelenberg mulai menata Pangkalpinang sebagai kota ibukota dan menata pemerintahan (bestuur) di pulau Bangka. Penataan dilakukan dengan Pola Mancapat atau arah penjuru mata angin dan dimulai dari Titik Nol atau Titik Awal di Rumah Residen. Kawasan awal yang dibangun dan ditata dikenal dengan sebutan kawasan civic centre (kawasan yang secara spasial menjadi pusat segala macam kegiatan dan aktifitas masyarakat dan pemerintahan). Rumah Residen awalnya merupakan rumah dinas Controleur atau Kepala Distrik Pangkalpinang. Controleur terakhir yang menempati rumah ini sebelum ditempati Residen A.J.N. Engelenberg adalah R.J. Koppenol. Selanjutnya untuk rumah dinas kepala distrik (Controleur) Pangkalpinang R.J. Koppenol, kemudian dibangun Woonhuis te Pangkalpinang. Pembangunan dan penataan Kota Pangkalpinang sebagai ibukota keresidenan Bangka dilakukan siang dan malam oleh residen dan dibantu oleh Demang Pangkalpinang Raden Ahmad yang kemudian diangkat sebagai Demang pembantu residen (Demang ter Beschikking) dan sebagai Demang pengganti untuk Pangkalpinang kemudian diangkat Achmad bin Kaliman yang pada waktu itu menjabat Demang Toboali.
Sejak menjadi ibukota keresidenan Bangka, mulailah dibangun berbagai sarana prasarana jalan, perkantoran, ruang pertemuan, sekolah dan sebagainya dengan Pola Mancapat dengan rumah residen (Residentshuis te Pangkalpinang op Bangka) sebagai Titik Nol atau Titik Pangkal. Pada sebelah Utara dibangun Alun-alun Utara, rumah Controleur (Woonhuis te Pangkalpinang), Kantoor v/d Tinwinning (Kantor Banka Tin Winning Bedryf); Hospitaal/Hoofgebouw van Het Ziekenhuis van de Banka Tin Winning te Pangkalpinang (rumah sakit); ‘sLandsgevangenis (sekarang penjara lama yang berfungsi sebagai Rupbasan); Kampement v/d Veldpolitie (Polisi/Lapangan/Perkemahan yang posisinya berada di asrama polisi dan sekarang menjadi Kantor Polresta Pangkalpinang yang baru); Post-telegraaf-en telefoonkantoor (Kantor Pos dan telegraf Pangkalpinang). Pada sisi Timur dibangun, Kerkeraad Der Protestansche Gemeente te Pangkalpinang. Setelah masa kemerdekaan, melalui Indische Kerk (GPI) namanya berubah menjadi GPIB “Maranatha” di Pangkalpinang; Landraad (kantor pengadilan Pangkalpinang); Residentiekantoor (kantor Residen, terakhir menjadi kantor gubernur sementara, ketika provinsi Kepulauan Bangka Belitung baru dibentuk); Politiekantoor (Kantor Polisi); Opiumregie (Gudang Opium); Gouvts, pasanggrahan (Pesanggrahan Gouvernement pernah difungsikan menjadi kantor Bank Indonesia); Zoutpakhuis (Gudang Garam, posisinya tepat disisi Utara Kantoor B.O.W); Kantoor B.O.W/Burgerlijke Openbare Werken (kantor PU, sekarang menjadi Bank Sumsel Babel). Pada sisi Barat dibangun, Wilhelmina Park, sekarang Tamansari, Societeit de Harmonie (Panti Wangka); Pasanggrahan v/d Tinwinning (Pesanggrahan BTW); Europ. Lagere School (sekarang SMK Negeri 1 Pangkalpinang); Bureau 3e Opnemingsbrigade (Inklusi Office 3 Brigade/ Kantor 3 brigade penarikan, sekarang posisinya beberapa rumah sederet Museum Timah Indonesia Pangkalpinang); Dienstwoningen v/d Top.dienst (Service apartments v/d atas diensi). Pada sisi Selatan dibangun Resident Straat (jalan Merdeka), Alun-alun Utara, Tennisbaan (Lapangan Tenis); HCS/Holl.Chin.school (sekarang SMP Negeri 1); Bioscoopgebouw (gedung Bioskop); Chin.school (sekolah China yang terletak disisi Timur kelenteng Kwan Tie Miau dan pernah menjadi bioskop Golden serta sekarang menjadi bangunan yang berfungsi sebagai sarang burung Walet); Pasarloodsen (Gudang Pasar/Pasar Induk/Pasar Besar); Gouvts. Pandhuisdienst (kantor Layanan Pegadaian); dan Volkscredietbank (Bank Kredit Rakyat). Untuk Dua kantor terakhir posisinya berada di lokasi Pasarloodsen (Gudang Pasar/Pasar Induk/Pasar Besar).
Kota Pangkalpinang, pada masa pemerintahan residen Bangka, Starhamer HM (memerintah pada Tahun 1931-1934 Masehi), semakin berkembang dengan pesat dan menjadi ibukota Keresidenan Bangka Belitung. Pembentukan Residentie Banka Belitung en Orderherichgheiden dengan pulau utama Bangka sebagai residen dan pulau Belitung beserta pulau-pulau kecil lainnya sebagai onder afdelingen yang dipimpin oleh seorang Asisten Residen berdasarkan ordonansi Tanggal 2 Desember 1933, Stbl. Nomor 565. Pemerintah Hindia Belanda memang telah menerapkan Bestuurhervorming Wet sejak Tahun 1922 yang mengenal Tiga tingkat daerah otonom yaitu provinsi (provinsi ordonansi), kabupaten (regensche ordonansi) dan kota (staatsgmente ordonansi).
Saat ini, sebagai penanda titik awal, atau titik pangkal pembangunan diperlukan bangunan Tugu Nol kilometer pulau Bangka sebagai penanda kota dan penanda awal pembangunan kawasan serta untuk memperjelas patok Tugu Nol Kilometer jalan yang tetap dipertahankan pada posisi awalnya. Tugu Nol kilometer yang dibangun saat ini menggunakan replika bentuk coin picis Pangkalpinang yang berbentuk NOL besar, utuh dengan bentuk muka dan belakang pitis Pangkalpinang (Pitis van Pangkalpinang) terbuat dari Timah yang pernah berlaku di distrik Pangkalpinang. Sebagai satu mata uang, pitis atau picis Pangkalpinang memiliki dua sisi mata uang. Secara harfiah pengertian “dua sisi mata uang”, adalah satu sisi bergambar berbeda dengan sisi yang lain pada satu coin, karena tidak ada mata uang/coin yang bergambar sama pada kedua sisinya, maka kata atau kalimat dua sisi mata uang banyak dipakai untuk menggambarkan satu pemahaman yang saling berlawanan, berbeda posisi atau apapun. Dua sisi mata uang juga bermakna dua identitas yang berada dalam satu entitas. Pangkalpinang memiliki coin atau token picis mata uang dengan dua sisi yang berbeda (pitis atau picis van Pangkalpinang berangka Tahun 1217 H/1802 M). Sisi muka (ngian hin sun ki) menggunakan kata/aksara Arab Melayu atau Pegon dan satu sisi belakang (ngian hin hap li) menggunakan kata/aksara bahasa Cina. Sangat unik pada sisi belakang mata uang Pangkalpinang bertuliskan Pin Lang/Bin Lang/Pin Kong yang secara harfiah berarti “Berkembang dan Maju Secara Nyata” dan Pin lang adalah nama diri sejenis pohon palma (areca catechu) yang endemik tumbuh di lokasi geografi Pangkalpinang saat didirikan. Sementara itu pada sisi muka coin atau token picis ditulis dengan huruf Arab Melayu “Haza Fulus Pangkal Pinang” yang berarti “Ini uang Pangkalpinang”. Dua sisi mata uang picis atau pitis Pangkalpinang menunjukkan secara filosofis, bahwa Pangkalpinang berdasarkan historis dibentuk dengan visi: Pangkal secara generic yang bermakana sebagai pusat segala aktivitas dimulai (pengkal), tempat berlabuh kapal (pengkalen), tempat perniagaan (ke pengkal), pusat distrik dan pemerintahan (Pangkal), serta secara spesific: Pinang/Pinlang atau Pinkong dengan visi “Berkembang dan Maju Secara Nyata”. Pengertian masyarakat dalam konteks ini kalau kita kaji dari aksara pada mata uang (aksara Cina dan Arab Melayu) adalah masyarakat yang multi etnis yang berbeda dan bersatu dalam satu wilayah geografis ibarat satu coin atau token picis atau pitis dengan dua sisi mata uang.
Pangkalpinang didirikan sejak Tahun 1757, masa Susuhunan Sultan Ahmad Najamuddin I Adikusumo (masa pemerintahan 1757-1776 Masehi). Pada masa Sultan Kesultanan Palembang Darussalam, Muhammad Bahauddin (Tahun 1776-1803 Masehi) mulailah diangkat jabatan-jabatan kepala pada orang Cina dengan pangkat kapitan, kemudian mulai dibentuknya kongsi-kongsi penambangan Timah serta diizinkannya masing-masing kongsi penambangan Timah menggunakan pitis Timah sebagai alat pembayaran yang berlaku dalam satu distrik. Picis Timah yang dibuat oleh kongsi dan berlaku pada satu distrik dapat ditukarkan di masing-masing kongsi dengan uang Tembaga dan uang Perak yang berlaku umum di semua distrik. Pada koleksi Museum Timah Indonesia Pangkalpinang terdapat beberapa jenis uang picis kongsi yaitu: Token kongsi sungai An dan (Antan) Jebus, token kongsi Ma nao, Belo, token kongsi Tan pie, Tempilang, token kongsi Bing lang/Pin long, Pangkalpinang. Di samping itu terdapat juga token picis kongsi untuk judi.
Tugu Titik Nol pulau Bangka yang dibangun pada lokasi di halaman rumah Residen diharapkan menjadi penanda sejarah, awal pembangunan Kota Pangkalpinang dan pulau Bangka, dapat menjadi icon Kota Pangkalpinang dan secara filosofis dan historis dapat menjadi dasar bagi penyusunan visi dan misi pembangunan Pangkalpinang yang multi etnis dan multi kultural, serta dapat menjadi sumber inspirasi, edukasi dan rekreasi masyarakat dan tamu yang berkunjung ke Kota Pangkalpinang dan pulau Bangka. (Habis). (MJ01)