PANGKALPINANG,BABELFAKTA — Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Buddha Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang, Misno, S.Ag., menghadiri perayaan Cap Go Meh yang menjadi fase terakhir dari acara perayaan tahun baru Imlek 2575 Kongzili dalam tahun naga kayu kali ini di Vihara Sukhavati Pangkalpinang, pada Sabtu (24/2/2024).
Perhelatan besar yang juga dirayakan oleh semua masyarakat Thionghoa di seluruh dunia pada tanggal 15, bulan pertama kalender lunar ini berlangsung meriah namun tetap dalam suasana yang khidmat.
“Acara diawali dengan berdoa/sembahyang di Vihara, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan menikmati hidangan yang telah disediakan secara bersama-sama. Kemudian disambung dengan pertunjukan barongsai dan kesenian-kesenian tradisional khas Thionghoa lainnya,” ujar Misno saat dihubungi pada Minggu, (25/2/2024).
Dijelaskannya, secara etimologi, Cap Go Meh dimaknai dari perpaduan antara dua kata dalam dialek hokkien, yakni Cap Go yang berarti ‘lima belas’ dan Meh yang berarti ‘Malam’. Jadi, Cap Go Meh dapat diartikan juga sebagai malam kelima belas.
“Pada masa Dinasti Han, perayaan ini dilakukan secara khusus oleh keluarga kerajaan sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa tertinggi di langit. Namun, seiring berjalannya waktu, Cap Go Meh ini kemudian juga digelar oleh masyarakat Thionghoa secara umum dengan ritual sebagai penutup seluruh rangkaian perayaan panjang pesta tahun baru,” paparnya.
Dikatakannya juga, Perayaan Cap Go Meh tidak hanya menjadi milik masyarakat Tionghoa, tapi juga mencerminkan semangat toleransi dan keberagaman budaya di masyarakat.
“Semoga dengan perayaan yang menunjukkan keindahan tradisi ini, dapat memperkaya khazanah kehidupan sosial di tengah-tengah masyarakat Kota Pangkalpinang yang heterogen. Serta membuat kita dapat semakin memahami lebih dalam tentang nilai-nilai kebersamaan, keberagaman, dan keharmonisan yang menjadi bagian penting dari sebuah kebudayaan.” pesannya. (GV04)