PANGKALPINANG,BABELFAKTA — Kepala Subbagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang, Eyde Tusewijaya, S.E., M.M., didampingi Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Buddha, Misno, S.Ag., beserta jajarannya melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan ujian Sumatif mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Pangkalpinang, Senin (18/3/2024).
Dalam kunjungan tersebut, kedatangan Eyde dan rombongan diterima langsung oleh Waka Kurikulum SMKN 1 Pangkalpinang, Muhammad Ruzi didampingi Waka Humas dan Guru Pendidikan Agama Buddha, Ahmad Ali dan Satiyah.
Mengawali sambutannya pada kesempatan tersebut, Muhammad Ruzi menjelaskan bahwa ujian kali ini diselenggarakan dengan metode Computer Based Test (CBT) dan setelah semua soal selesai dikerjakan, hasil nilai yang didapat bisa langsung diketahui oleh guru, namun belum dapat diakses oleh siswa.
“Untuk hari pertama ini, Pendidikan Agama menjadi mata pelajaran pertama yang diujikan dan dilakukan secara serentak per kelas, namun dalam pengerjaannya, siswa dapat memilih soal sesuai dengan agama yang dianut dan dipelajarinya,” jelas Ruzi.
Diakui Ruzi, di SMKN 1 Pangkalpinang sendiri belum memiliki guru Pendidikan Agama Konghucu, sehingga sebagian besar siswa penganutnya memilih untuk mengerjakan soal mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha.
Terkait teknis, Ruzi menjelaskan ujian tersebut digelar dalam 3 sesi dan pelaksanaannya dilakukan di 3 ruang laboratorium, dengan jumlah perangkat komputer pendukung sebanyak 36 unit dan sebanding dengan jumlah siswa per kelas yang mengikuti ujian.
Sementara itu, guru mata pelajaran agama Buddha, Ahmad Ali menuturkan bahwa jumlah seluruh siswa beragama Buddha di SMKN 1 Pangkalpinang sebanyak 103 orang dan tersebar di seluruh kelas yang ada.
“Dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, biasanya dilakukan secara fleksibel di ruang terbuka, menyesuaikan dengan kondisi sarana dan prasarana pendukung yang ada, sekaligus dalam rangka mengimplementasikan kurikulum merdeka,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Misno, S.Ag., pun mengapresiasi kreativitas dan inovasi yang dilakukan para guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Bahkan beliau pun menyarankan agar dalam pelaksanaannya tak hanya terbatas di ruang lingkup sekolah saja, tapi bisa dikembangkan ke luar lingkungan sekolah, dengan menyambangi Vihara dan Lembaga-lembaga keagamaan Buddha lainnya.
“Hal ini dimaksudkan juga guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Subbag Tata Usaha, Eyde Tusewijaya, S.E., M.M., saat memantau langsung pelaksanaan ujian pun memuji kedisiplinan dan ketenangan para peserta dalam mengerjakan soal, sekaligus kesiapan dan kesigapan para guru dan pengawas dalam mempersiapkan segala sesuatu terkait pelaksanaan ujian tersebut, sehingga seluruh tahapan prosesnya dapat berjalan dengan tertib dan lancar.
Beliau pun berharap dengan pelaksanaan ujian Sumatif yang tersistem dengan baik seperti ini dapat memberikan umpan balik kepada guru sebagai ukuran keberhasilan pembelajaran, akuntabilitas dan standar pemantauan, serta dapat menjadi sarana untuk memotivasi para siswa dalam meningkatkan prestasi akademiknya. (GV04)