PANGKALPINANG,BABELFAKTA – Membongkar harta berharga milik PT Koba Tin yang lenyap atau berpindah ke pihak lain tanpa ada cacatan yang jelas priode tahun 2013-2015. Ada 12.000 ton Monazite High Grade, 22.000 ton Slag (Intermediate) dan aset lainnya.
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan hasil investigasi dilapangan, Aliansi Wartawan Muda Bangka Belitung (AWAM BABEL) banyak menemukan aset-aset PT Koba Tin sudah berpindah tangan hanya kepada satu pihak saja dan kuat dugaan ada keterlibatan Bupati Bangka Tengah priode 2010-2015. Senin (13/5/2024).
Kapal Keruk Bemban 3 Milik PT Koba Tin
“Selama masa transisi 2014, kapal keruk dioperasikan oleh pihak tertentu hampir selama 1 tahun, hasilnya dilebur dan diekspor diduga oleh pihak tersebut. Ada sekitar 1500 ton timah hasil ekspor tersebut yang tidak ada dalam pembukuan PT Koba Tin dan kantor PT Koba Tin 2015 terbakar/dibakar sehingga pembukuan raib,” ungkap Ahmad Wahyudi.
Setelah itu, ditahun 2015 kapal keruk dijual sebagai scrap untuk membayar hutang kepada pihak tersebut, karena pihak tersebut juga adalah mitra tambang PT Koba Tin dan ada hutang yang belum dibayarkan.
“Kemana aset-aset seperti genset, kapal keruk, tangki solar, bahkan tanah di sumur 7 kabarnya dikuasai oleh pihak tersebut, yang sebagaimana kita ketahui dulu dibawahnya ada bunker monazite yang berisi paling tidak 12 ribu ton monazite high grade,” paparnya.
Seketaris Awam Babel juga menjelaskan tanah eks komplek perumahan 8 Ha. Ada modus, tanah tersebut dihibahkan ke Pemda dan Pemda menyewakan lagi ke oknum tersebut, dasar hukum hibah tanah ke Pemda tidak jelas, sementara masih punya kewajiban yang belum selesai.
“Disini ada dugaan kuat keterlibatan Bupati Bangka Tengah yang menjabat priode 2013-2015, hampir semua aset hanya dimiliki dan untuk membayar hutang pihak tersebut. Kalau warga Bateng khususnya Koba menyebutnya pihak yang menguasai lahan PT Koba Tin dengan sebutan “Raja Koba” ,” cetusnya.
Tidak hanya sampai disitu saja, Ahmad Wahyudi juga menyebutkan total WIUP PT Koba Tin sekarang sudah jadi WPN ada sekitar 30-40 ribu Hektar sebagian besar di Bangka Tengah dan Bangka Selatan kini keadaannya hancur lebur.
“Ada aset slag (intermediate) 22 ribu ton yang sudah berpindah tangan dan tidak dicatatkan ke Minerba. Dimana barang-barang tersebut disimpan atau diduga sudah dijual-belikan oleh pihak tersebut,” tutupnya.(MJ01)